RSS

Senin, 29 Juni 2015

SISTEM ENDOKRIN



Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain. Pada tubuh manusia terdapat dua jenis kelenjar yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.
1.        Kelenjar endokrin berasal dari bahasa Yunani yaitu endo (inside) dan krinein (to separate. to secrete). Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang tidak memiliki saluran khusus dan mensekresikan hormon yang dihasilkan langsung ke aliran darah. Contoh kelenjar endokrin adalah Pulau-pulau langerhan, Gonad (ovarii dan testis), Adrenal, pituetary, tiroid, paratiroid.
2.        Kelenjar eksokrin berasal dari bahasa Yunani yaitu exo (outside) dan krinein (to separate. to secrete). Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang memiliki saluran khusus untuk hasil sekresinya. Contoh kelenjar eksokrin adalah kelenjar ludah, kelenjar mamae, dan kelenjar keringat.
Sistem endokrin memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1) Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke darah yang diperlukan untuk jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu. 2) Mengatur dan merangsang aktivitas kelenjar tubuh, 3) Mengkoordinasi sistem reproduktif, 4) Merangsang pertumbuhan jaringan, 5) Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absrobsi glukosa dan  6) Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, mineral, vitamin dan air

A.      Hormon
Hormon berasal dari kata homaein yang berarti memacu. Hormon adalah zat kimia yang dibentuk oleh kelenjar endokrin/ kelenjar buntu dalam jumlah yang kecil yang dapat menimbulkan efek fisiologis pada organ target. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" yang disekresikan langsung ke dalam aliran darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Hormon yang dialirkan akan dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Beberapa kelenjar juga dapat berfungsi sebagai kelenjar eksokrin seperti ovarium dan testis yang berfungsi ganda sebagai kelenjar endokrin untuk mengeluarkan hormon dan sebagai kelenjar eksokrin untuk mengeluarkan ovum dan sperma. Beberapa organ seperti lambung, intestinum, dan jantung juga memproduksi hormon, walaupun bukan sebagai fungsi utamanya.
     Hormon berperan penting untuk mengatur aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh. Aktivitas-aktivitas tubuh yang dikendalikan oleh hormon dan jenis hormon yang mengendalikannya antara lain:
1.        Pencernaan dan fungsi metabolik, dikendalikan oleh hormon sekretin, insulin, glukagon, noradrenalin, tiroksin dan hormon dari korteks adrenal
2.        Osmoregulasi, pengeluaran, dan metabolisme air serta gram, dikendalikan oleh hormon prolaktin, vasopresin, aldosteron
3.        Metabolisme kalsium, dikendalikan oleh hormon paratiroid dan kalsitosin
4.        Pertumbuhan dan perubahan morfologis, dikendalikan oleh hormon pertumbuhan (androgen dari korteks adrenal), tiroksin (untuk metaforsis amfibi), dan MSH (perubahan warna amfibi),
5.        Organ dan proses reproduksi, dikendalikan oleh hormon FSH, LH, estrogen, progesteron, prolaktin dan testosteron
Meskipun masing-masing hormon unik  dalam strukrtur dan fungsi yang dimiliki, semua hormon secara umum mempunyai karakteristik seperti dibawah ini :
1.        Hormon disekresikan secara siklus dan sebagai respon terhadap tubuh dan irama lingkungan. Misalnya, kadar dari hormon adrenocortical lebih rendah pada malam hari dan meningkat pada pagi hari. Kemudian turun kembali pada kadar yang lebih rendah pada sore hari. Contoh yang lain adalah kadar estrogen meningkat dan turun selama siklus menstruasi.
2.        Hormon mengontrol kecepatan aktifitas sel.
3.        Hormon disekresikan dalam konsentrasi yang kecil namun mempunyai pengaruh yang besar terhadap struktur dan fungsi tubuh.
4.        Hormon mempengaruhi setiap sel yang memiliki receptor yang sesuai.
5.        Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
6.        Hormon secara konstan dinonaktifkan oleh hepar dan dikeluarkan oleh ginjal
Pelepasan hormon dari kelenjar induknya dikontrol oleh faktor kimia dan saraf.
1.        Kontrol kimia
Kadar hormonal darah  dikontrol melalui sistem negative feedback. Suatu hormon cukup dihasilkan untuk efek fisiologi normal, peningkatan lebih lanjut dalam sekresi dari hormon  ini dapat dicegah melalui negative feedback. Misalnya peningkatan hormon ACTH dari kelenjar pituitary anterior akan merangsang  peningkatan pelepasan  hormon kortisol dari kortek adrenal, hal ini akan menyebabkan penurunan dari ACTH dan seterusnya. Penambahan kadar darah oleh substansi lain dari hormon akan mempengaruhi sekresi hormon. Misalnya pengaturan kadar kalsium darah diatur oleh parathormone yang di hasilkan oleh kelenjar parathyroid, pelepasan insulin dari pulau-pula- langerhans  di pankreas tergantung pada kadar glukosa darah.
2.        Pengontrolan saraf
Sistem saraf otonom dan saraf pusat bereaksi terhadap rangsangan dari semua tipe, baik itu dari lingkungan internal maupun eksternal. Reaksi ini dikirimkan menuju hipothalamus suatu bagian vital dari sisten saraf pusat yang kemudian segera mengisyaratkan pada kelenjar pituetary. Rangsangan terhadap hipothalamus akan merangsang pelepasan hormon-hormon pituitary.
B.       Hubungan Sistem Endokrin dan Sistem Syaraf
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Tabel.1 Perbedaan sistem syaraf dan sistem endokrin


C.      Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan
Kelenjar endokrin disebut juga sebagai kelenjar buntu karena tidak memiliki saluran khusus dalam mensekresikan getahnya. Didalam  tubuh  manusia  terdapat  sembilan  kelenjar  endokrin  yang  penting yaitu  hipotalamus, hipofisis, pineal, tiroid, paratiroid, timus, adrenalin, pankreas, gonad
Macam-macam kelenjar endokrin dalam manusia


1.        Kelenjar Hipotalamus
Kelenjar hipotalamus terletak di bagian dalam-bawah otak. Kelenjar hipotalamus merupakan penghubung utama antara sistem saraf dan sistem endokrin. Sel-sel saraf pada kelenjar hipotalamus memproduksi bahan kimia yang mengontrol kerja dari kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis).

 
Hipotalamus menyekresikan dua buah hormon, yaitu:


a.         Hormon pembebas (releasing hormone) yang memacu kelenjar hipofisis untuk menyekresikan hormon-hormonnya
b.        Hormon penghambat (inhibiting hormone) yang membuat kelenjar hipofisis berhenti menyekresikan hormon-hormonnya

kelenjar hipotalamus




2. Kelenjar Pituitary (Hipofisis)
Kelenjar hipofisis

Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (medulla), dan bagian posterior. Macam-macam hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut ini.




Tabel 2. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar Hipofisis
Hormon
Fungsi
1. Hipofisis Anterior
Hormon tumbuh (Somatotropin)
Memicu pertumbuhan dengan meningkatkan laju pembentukan protein di dalam sel.
Laktotropik hormone (LTH)
Merangsang produksi air susu
Thyroid stimulating hormone (TSH)
Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar tiroid
Follicle stimulating hormone (FSH)
1.    Pada wanita, merangsang perkembangan folikel pada ovarium dan sekresi estrogen
2.    Pada pria, memicu testis untuk menghasilkan sperma
Luiteinizing hormone (LH)
1.    Pada wanita, menstimulasi ovulasi dan sekresi progesterone
2.    Pada pria, menstimulasi sel interstisial untuk menghasilkan testosteron
2. Hipofisis medulla
Melanosit stimulating hormone (MSH)
Mempengaruhi pigmentasi kulit dengan cara menyebarkan butir melanin, apabila hormon ini dihasilkan dalam jumlah banyak maka menyebabkan kulit menjadi hitam.
3. Hipofisis Posterior
Hormon antidiuretik (ADH) atau Vasopresin
Menurunkan volume urin dengan cara menyerap air dari ginjal dan meningkatkan tekanan darah
Oksitosin
Memacu kontraksi uterus selama proses melahirkan dan kelenjar susu agar mengeluarkan air susu.

Regulasi hormon ADH
regulasi hormon ADH

Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh hipotalamus. Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan mensekresikan ADH  untuk melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali) sehingga darah mendapatkan asupan cairan dari hasil reabsorpsi tersebut. Dengan demikian kadar cairan (plasma) dalam darah dapat kembali seimbang. Selain itu, karena cairan pada ginjal sudah diserap, maka urinenya kini bersifat pekat. Jika seseorang buang air kecil terus menerus, diperkirakan hipofisis posteriornya mengalami gangguan sebab ADH tidak berfungsi dengan baik. Penyakit ini disebut diabetes insipidus.


3.        Kelenjar Pineal (Epifisis)
Kelenjar pineal adalah suatu bagian kecil di dalam otak yang bertanggung jawab atas efisiensi fungsi dari beberapa sistem metabolisme di dalam tubuh. Kelenjar ini panjangnya hanya sekitar 7 milimeter dan terletak hampir di bagian tengah otak, di antara otak kanan dan otak kiri. Kelenjar ini memproduksi sebuah hormon yang bernama melatonin yang mungkin memainkan peran dalam mengatur siklus tidur-bangun seseorang atau ritme harian tubuh. Ketika retina mata terstimulasi oleh cahaya, impuls dikirim ke saraf optik menuju bagian otak yang disebut hipotalamus. Dari sini, saraf simpatik berhubungan dengan kelenjar pineal dan memicu diproduksinya melatonin. Hasilnya adalah ketika tidak ada cahaya yang mencapai mata, misalnya pada malam hari, sinyal-sinyal ini tidak lagi menghambat produksi melatonin dan kemudian menyuruh tubuh untuk tidur. 


4.        Kelenjar Thyroid (Gondok)
Thyroid merupakan kelenjar yang terdiri dari folikel-folikel yang terdapat di leher bagian depan tepat dibawah jakun dan terdiri dari dua buah lobus yaitu lobus kanan dan kiri. Antara kedua lobus tersebut dihubungkan oleh isthmus dan terletak dibawah laring. Thyroid menyimpan iodine/yodium dan mensekresi hormon thyroid dan calsitonin. Kelenjar thyroid mensekresikan 3 hormon yaitu tiroksin (T4), triiodontironin (T3) dan kalsitosin. Fungsi dari hormon-hormon tersebut dijelaskan dalam tabel berikut ini

Tabel 3. Hormon yang dihasilkan dari kelenjar Thyroid beserta fungsinya
No
Hormon
Fungsi
1
Tiroksin
Berfungsi mengatur katabolisme protein, lemak dan karbohidrat didalam sel
2
Triiodontironin
Mengatur kecepatan metabolisme pada semua sel, mengatur produksi panas tubuh, mempengaruhi perkembangan sususnan saraf pusat, mempertahankan sekresi saluran cerna, mempengaruhi kecepatan pernapasan dan penggunaan oksigen.
3
Kalsitonin
Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang
 


Regulasi hormon Tiroid


5. Kelenjar Parathyroid (Anak Gondok)

Kelenjar parathyroid berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid. Kelenjaini menghasilkan  parathormon  (PTH)  yang  berfungsi  untuk meningkatkan pengeluaran fosfor oleh ginjal dan mengatur kadar kalsium dalam darah dengan bantuan kalsitonin. Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian selsel tulang osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan kalsium ke dalam darah. Pelepasan hormon ini dirangsang oleh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipofisis. Kalsitonin  mempunyai  fungsi menurunkan kalsium darah yang  berlawanan  dengan  PTH.



6.        Kelenjar Timus



Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas. Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof  yang membesar sewaktu pubertas dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi. Fungsi dari kelenjar timus adalah:

  • Mengaktifkan pertumbuhan badan
  • Mengurangi aktivitas kelenjar kelamin
  • Menghasilkan timosin untuk merangsang limfosit yang berpengaruh dalam mekanisme sistem pertahanan tubuh


7.        Kelenjar Adrenalin (Anak ginjal)
Kelenjar adrenal berupa struktur kecil yang terletak di atas ginjal, sehingga disebut juga kelenjar anak ginjal (suprarenalis). Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).
a.         Adrenalin korteks, yaitu bagian yang sebelah luar, terdiri dari:

  • Lapisan glomerulus, membentuk hormon mineralokortikoid/aldesteron yang berfungsi untuk meningkatkan reabsorpsi garam natrium, kalium, klorin diginjal serta menjaga keseimbangan hormon kelamin
  • Lapisan fasciculate, membentuk hormon glukokortikoid berfungsi mempengaruhi perubahan glikogen menjadi glukosa dan menurunkan jumlah eosinofil dan limfosit 
  • Lapisan reticularis, membentuk hormon gonadokartikoid atau hormon sex yaitu androgen pada pria dan estrogen pada wanita. Dibandingkan dengan kelenjar gonad, hormon yang dibentuk disini jumlahnya lebih kecil.
b.       Adrenalin medulla, menghasilkan hormon adrenalin
(epinefrin) yang berfungsi untuk:
·      Mengubah glikogen menjadi glukosa
·      Menaikkan gula darah
·      Kecepatan pernapasan
·      Mempercepat kerja jantung
·      Mempersempit pembuluh darah 


Hubungan Kelenjar Adrenal dengan Emosi
Kelenjar adrenal, khususnya hormon yang dihasilkannya (efinefrin dan norefinefrin) mempunyai hubungan kerja dengan sistem emosi manusia. Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal hormonal. Medulla adrenal memperantarai respons jangka pendek terhadap stress dengan cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu efinefrin dan norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama dengan cara mensekresikan hormon steroid



8.        Kelenjar Pankreas
Kelenjar pulau-pulau langerhans merupakan sekelompok sel yang terletak di dalam kelenjar pankreas. Hormon yang dihasilkan adalah insulin dan glukagon. Hormon insulin dibentuk oleh sel-sel langerhans β sedangkan hormone glucagon dibentuk oleh sel-sel langerhans α. Hormon insulin dan glukagon bekerja sama untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar glukosa dalam darah tinggi, insulin disekresikan sehingga glukosa diubah menjadi glikogen. Sebaliknya, jika kadar glukosa dalam darah menurun, glukagon disekresikan yang akan mengubah glikogen menjadi glukosa. Sebagai contoh, insulin akan meningkat setelah kita makan

Setelah makan, maka kadar glukosa dalam darah akan naik karena tubuh mendapatkan glukosa dari pemecahan makanan tersebut. Tubuh mengambil kelebihan glukosa dengan cara mensekresikan insulin untuk menyeimbangkannya pada kadar normal. Sebaliknya glukagon bekerja secara berlawanan terhadap insulin. Pada saat kita berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan glukosa sehingga tubuh mensekresikan glukagon untuk menyeimbangkan kekurangan glukosa tersebut. Jika  seseorang tidak dapat memproduksi insulin, maka glukosa dalam darah terus bertambah karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi glikogen, akibatnya urine yang dikeluarkannya mengandung glukosa. Hal ini menyebabkan terjadinya penyakit diabetes melitus (kencing manis). Tanda-tanda diabetes melitus yaitu sering mengeluarkan urin dalam jumlah banyak, sering merasa haus dan lapar, serta badan terasa lemas.




9.        Kelenjar Gonad (Kelamin)
Kelenjar kelamin terdiri atas testis sebagai kelenjar kelamin jantan (pria) dan ovarium sebagai kelenjar kelamin betina (wanita).
a.         Testis
Sel-sel interstitial yang disebut sel leydig dalam lobula testis membentuk hormon androgen. Androgen terdiri dari androsteron dan testosterone. Sekresi hormon tersebut distimulasi oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian anterior. Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus. Hormon testosteron berfungsi untuk:
·      Mempengaruhi pematangan sperma atau disebut dengan spermatogenesis
·      Mempengaruhi pembentukan tanda – tanda kelamin sekunder pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
b.        Ovarium
Ovarium merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur, hormon estrogen dan hormone progesterone.

  • Estrogen. Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi  mempengaruhi pertumbuhan cirri-ciri  kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, kulit menjadi halus.
  • Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi, menghambat produksi FSH oleh hipofisis, bersama dengan laktogen memperlancar produksi air susu pada ibu yang sudah habis melahirkan



Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1.  FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis  mengeluarkan prolaktin.
Pada   setiap   siklus   menstruasi,   FSH   yang   dikeluarkan   oleh   hipofisis   merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dalam perkembangannya dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus.Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormone LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

  1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
  2. Masa proliferasi berlangsung dari berhentinya darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
  3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi   rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

D.      Gangguan/Kelainan Pada Sistem Hormon
Kelenjar endokrin mengeluarkan berbagai hormon yang mengatur berbagai fungsi, oleh karena gangguan kelenjar ini dapat menyebabkan kelainan pada sejumlah organ.

Tabel 4. Kelainan Akibat Hormon

No
Nama kelainan
Penyebab
Akibat
1
Diabetes melitus
Kekurangan hormon insulin
urine banyak mengandung glukosa
2
Gigantisme
Kelebihan hormon somatrotropin/tiroksin
tumbuh besar seperti raksasa
3
Kretinisme
Kekurangan hormone somatrotropin/tiroksin
tumbuh kerdil
4
Kejang otot
Kekurangan parathormon
Kalsium darah turun, terjadi kontraksi otot berlebihan
5
Tulang rapuh
Kelebihan parathormon
Kalsium darah meningkat, tulang mudah retak dan patah
6
Addison
Kekurangan glukokortikoid karena kelenjar andrenal terifeksi/autonium
Berkurangnya volume & tekanan darah, hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, lesu mental/ fisik.
7
Sindrom Cushing
Kelebihan glukokortikoid
Otot mengecil dan lemah, osteoporosis, luka sulit sembuh, gangguan mental
8
Sindrom Adrenogenital
Kekurangan glukokortikoid karena kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal
tanda kelainan sekunder pria pada wanita/virilisme, pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, pria dewasa timbul kelamin sekunder wanita
9
Peokromositoma
Tumor adrenal medulla
Basa metabolisme meningkat, glukosa darah meningkat, jantung berdebar, tekanan darah meninggi, berkurangnya fungsi saluran pencernaan dan keringat pada telapak tangan
10
Hipotiroidea
kekurangan hormone tiroid
kretinisme
11
Hipertiroidea
kelebihan hormone tiroid
berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan BMR maningkat melebihi 20 sampai 100

1 komentar:

Unknown mengatakan...

If you're trying hard to lose weight then you need to jump on this totally brand new custom keto meal plan.

To create this keto diet, licenced nutritionists, personal trainers, and top chefs have joined together to provide keto meal plans that are powerful, painless, money-efficient, and fun.

Since their first launch in early 2019, 100's of clients have already transformed their figure and health with the benefits a great keto meal plan can offer.

Speaking of benefits; in this link, you'll discover eight scientifically-certified ones provided by the keto meal plan.

Posting Komentar