Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa
saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang
tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain.
Pada tubuh manusia terdapat dua jenis kelenjar yaitu
kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.
1.
Kelenjar endokrin berasal
dari bahasa Yunani yaitu endo (inside) dan krinein (to separate. to secrete). Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang tidak memiliki saluran
khusus dan mensekresikan hormon yang dihasilkan langsung ke aliran darah. Contoh
kelenjar endokrin adalah Pulau-pulau langerhan, Gonad (ovarii dan
testis), Adrenal, pituetary, tiroid, paratiroid.
2.
Kelenjar eksokrin
berasal dari bahasa Yunani yaitu exo (outside) dan krinein (to separate. to secrete). Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang memiliki saluran khusus
untuk hasil sekresinya. Contoh kelenjar eksokrin adalah kelenjar ludah,
kelenjar mamae, dan kelenjar keringat.
Sistem
endokrin memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1) Menghasilkan hormon-hormon yang
dialirkan ke darah yang diperlukan untuk jaringan-jaringan dalam tubuh
tertentu. 2) Mengatur dan merangsang aktivitas kelenjar tubuh, 3)
Mengkoordinasi sistem reproduktif, 4) Merangsang pertumbuhan jaringan, 5)
Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absrobsi glukosa dan 6) Mempengaruhi metabolisme lemak, protein,
hidrat arang, mineral, vitamin dan air
A.
Hormon
Hormon berasal dari kata homaein yang berarti
memacu. Hormon adalah zat kimia yang dibentuk oleh kelenjar endokrin/ kelenjar buntu dalam jumlah yang kecil yang dapat menimbulkan efek
fisiologis pada organ target. Hormon bertindak sebagai "pembawa
pesan" yang disekresikan langsung ke
dalam aliran darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Hormon yang dialirkan akan
dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon
yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu
tindakan. Beberapa kelenjar juga dapat
berfungsi sebagai kelenjar eksokrin seperti ovarium dan testis yang berfungsi
ganda sebagai kelenjar endokrin untuk mengeluarkan hormon dan sebagai kelenjar
eksokrin untuk mengeluarkan ovum dan sperma. Beberapa organ seperti lambung,
intestinum, dan jantung juga memproduksi hormon, walaupun bukan sebagai fungsi
utamanya.
Hormon berperan penting untuk mengatur
aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi
serta koordinasi tubuh. Aktivitas-aktivitas tubuh yang dikendalikan oleh hormon
dan jenis hormon yang mengendalikannya antara lain:
1.
Pencernaan dan fungsi metabolik,
dikendalikan oleh hormon sekretin, insulin, glukagon, noradrenalin, tiroksin dan
hormon dari korteks adrenal
2.
Osmoregulasi, pengeluaran, dan
metabolisme air serta gram, dikendalikan oleh hormon prolaktin, vasopresin,
aldosteron
3.
Metabolisme kalsium, dikendalikan oleh
hormon paratiroid dan kalsitosin
4.
Pertumbuhan dan perubahan morfologis,
dikendalikan oleh hormon pertumbuhan (androgen dari korteks adrenal), tiroksin
(untuk metaforsis amfibi), dan MSH (perubahan warna amfibi),
5.
Organ dan proses reproduksi,
dikendalikan oleh hormon FSH, LH, estrogen, progesteron, prolaktin dan
testosteron
Meskipun
masing-masing hormon unik dalam strukrtur dan fungsi yang dimiliki, semua
hormon secara umum mempunyai karakteristik seperti dibawah ini :
1.
Hormon disekresikan secara siklus dan sebagai respon
terhadap tubuh dan irama lingkungan. Misalnya, kadar dari hormon adrenocortical
lebih rendah pada malam hari dan meningkat pada pagi hari. Kemudian turun
kembali pada kadar yang lebih rendah pada sore hari. Contoh yang lain adalah kadar
estrogen meningkat dan turun selama siklus menstruasi.
2.
Hormon mengontrol kecepatan aktifitas sel.
3.
Hormon disekresikan dalam konsentrasi yang kecil namun
mempunyai pengaruh yang besar terhadap struktur dan fungsi tubuh.
4.
Hormon
mempengaruhi setiap sel yang memiliki receptor yang sesuai.
5.
Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
6.
Hormon secara
konstan dinonaktifkan oleh hepar dan dikeluarkan oleh ginjal
Pelepasan hormon dari kelenjar induknya dikontrol oleh
faktor kimia dan saraf.
1.
Kontrol kimia
Kadar hormonal darah
dikontrol melalui sistem negative
feedback. Suatu hormon cukup dihasilkan untuk efek fisiologi normal,
peningkatan lebih lanjut dalam sekresi dari hormon ini dapat dicegah
melalui negative feedback. Misalnya peningkatan hormon ACTH dari kelenjar
pituitary anterior akan merangsang peningkatan pelepasan hormon
kortisol dari kortek adrenal, hal ini akan menyebabkan penurunan dari ACTH dan
seterusnya. Penambahan kadar darah oleh substansi lain dari hormon akan
mempengaruhi sekresi hormon. Misalnya pengaturan kadar kalsium darah diatur
oleh parathormone yang di hasilkan oleh kelenjar parathyroid, pelepasan insulin
dari pulau-pula- langerhans di pankreas tergantung pada kadar glukosa
darah.
2.
Pengontrolan saraf
Sistem saraf otonom dan saraf pusat bereaksi terhadap
rangsangan dari semua tipe, baik itu dari lingkungan internal maupun eksternal.
Reaksi ini dikirimkan menuju hipothalamus suatu bagian vital dari sisten saraf
pusat yang kemudian segera mengisyaratkan pada kelenjar pituetary. Rangsangan
terhadap hipothalamus akan merangsang pelepasan hormon-hormon pituitary.
B.
Hubungan Sistem Endokrin dan Sistem Syaraf
Sistem endokrin,
dalam kaitannya dengan
sistem saraf,
mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Homeostasis adalah pengaturan
secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu.
Tabel.1
Perbedaan sistem syaraf dan sistem endokrin
C.
Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan
Kelenjar endokrin disebut juga sebagai kelenjar
buntu karena tidak memiliki saluran khusus dalam mensekresikan getahnya. Didalam tubuh
manusia terdapat sembilan
kelenjar endokrin yang penting
yaitu hipotalamus, hipofisis, pineal, tiroid,
paratiroid, timus, adrenalin, pankreas, gonadMacam-macam kelenjar endokrin dalam manusia |
1.
Kelenjar Hipotalamus
Kelenjar
hipotalamus terletak di bagian dalam-bawah otak. Kelenjar hipotalamus merupakan
penghubung utama antara sistem saraf dan sistem endokrin. Sel-sel saraf pada
kelenjar hipotalamus memproduksi bahan kimia yang mengontrol kerja dari
kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis).
|
a.
Hormon pembebas (releasing hormone)
yang memacu kelenjar hipofisis untuk menyekresikan hormon-hormonnya
b.
Hormon penghambat (inhibiting hormone)
yang membuat kelenjar hipofisis berhenti menyekresikan hormon-hormonnya
kelenjar hipotalamus |
2. Kelenjar Pituitary (Hipofisis)
Kelenjar hipofisis |
Kelenjar
Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali karena
menghasilkan
bermacam-macam hormon yang mengatur
kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran
kecil,
dengan
diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi
hipofisis bagian anterior, bagian
tengah
(medulla), dan bagian
posterior.
Macam-macam hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis dapat dilihat pada gambar
dan tabel berikut ini.
Tabel 2. Hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar Hipofisis
Hormon
|
Fungsi
|
1. Hipofisis Anterior
|
|
Hormon tumbuh (Somatotropin)
|
Memicu pertumbuhan dengan meningkatkan laju
pembentukan protein di dalam sel.
|
Laktotropik hormone (LTH)
|
Merangsang produksi air susu
|
Thyroid stimulating hormone (TSH)
|
Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar tiroid
|
Follicle stimulating hormone (FSH)
|
1.
Pada
wanita, merangsang perkembangan folikel pada ovarium dan sekresi estrogen
2.
Pada
pria, memicu testis untuk menghasilkan sperma
|
Luiteinizing hormone (LH)
|
1.
Pada
wanita, menstimulasi ovulasi dan sekresi progesterone
2.
Pada
pria, menstimulasi sel interstisial untuk menghasilkan testosteron
|
2. Hipofisis medulla
|
|
Melanosit
stimulating hormone (MSH)
|
Mempengaruhi pigmentasi kulit dengan
cara menyebarkan butir
melanin, apabila hormon ini
dihasilkan
dalam jumlah banyak maka menyebabkan kulit
menjadi hitam.
|
3. Hipofisis Posterior
|
|
Hormon
antidiuretik (ADH) atau Vasopresin
|
Menurunkan volume urin dengan cara menyerap air
dari ginjal dan meningkatkan tekanan darah
|
Oksitosin
|
Memacu kontraksi uterus selama proses melahirkan
dan kelenjar susu agar mengeluarkan air susu.
|
regulasi hormon ADH |
Banyak sedikitnya cairan
yang masuk
dalam sel akan
di deteksi oleh hipotalamus. Jika cairan (plasma)
dalam darah sedikit,
maka hipofisis akan
mensekresikan ADH untuk melakukan
reabsorpsi (penyerapan
kembali) sehingga darah
mendapatkan asupan cairan dari
hasil reabsorpsi tersebut. Dengan
demikian kadar cairan (plasma) dalam darah dapat kembali
seimbang. Selain itu, karena cairan
pada ginjal sudah diserap,
maka urinenya kini bersifat
pekat. Jika seseorang buang air
kecil terus menerus,
diperkirakan hipofisis posteriornya mengalami gangguan sebab ADH tidak
berfungsi dengan baik.
Penyakit ini disebut diabetes insipidus.
3.
Kelenjar
Pineal (Epifisis)
Kelenjar
pineal adalah suatu bagian kecil di dalam otak yang bertanggung jawab atas
efisiensi fungsi dari beberapa sistem metabolisme di dalam tubuh. Kelenjar ini
panjangnya hanya sekitar 7 milimeter dan terletak hampir di bagian tengah otak,
di antara otak kanan dan otak kiri. Kelenjar ini memproduksi sebuah hormon yang bernama melatonin yang mungkin memainkan peran dalam mengatur siklus
tidur-bangun seseorang atau ritme harian tubuh. Ketika retina mata terstimulasi
oleh cahaya, impuls dikirim ke saraf optik menuju bagian otak yang disebut hipotalamus.
Dari sini, saraf simpatik berhubungan dengan kelenjar pineal dan memicu
diproduksinya melatonin. Hasilnya adalah ketika tidak ada cahaya yang mencapai
mata, misalnya pada malam hari, sinyal-sinyal ini tidak lagi menghambat
produksi melatonin dan kemudian menyuruh tubuh untuk tidur.
4.
Kelenjar
Thyroid (Gondok)
Thyroid merupakan kelenjar
yang terdiri dari folikel-folikel
yang terdapat di leher
bagian depan tepat dibawah jakun dan terdiri dari
dua buah lobus yaitu lobus kanan dan
kiri. Antara kedua lobus tersebut dihubungkan oleh isthmus dan terletak dibawah
laring. Thyroid menyimpan iodine/yodium dan mensekresi hormon thyroid dan
calsitonin. Kelenjar thyroid mensekresikan 3 hormon yaitu tiroksin
(T4), triiodontironin
(T3) dan kalsitosin. Fungsi dari
hormon-hormon tersebut dijelaskan dalam tabel berikut iniTabel 3. Hormon yang dihasilkan dari kelenjar Thyroid beserta fungsinya
No
|
Hormon
|
Fungsi
|
1
|
Tiroksin
|
Berfungsi mengatur katabolisme protein, lemak dan karbohidrat didalam
sel
|
2
|
Triiodontironin
|
Mengatur kecepatan metabolisme pada semua sel, mengatur produksi
panas tubuh, mempengaruhi perkembangan sususnan saraf pusat, mempertahankan
sekresi saluran cerna, mempengaruhi kecepatan pernapasan dan penggunaan
oksigen.
|
3
|
Kalsitonin
|
Menurunkan kadar kalsium dalam darah
dengan
cara mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang
|
Regulasi hormon Tiroid
5. Kelenjar Parathyroid (Anak Gondok)
Kelenjar parathyroid berjumlah empat buah terletak
di belakang kelenjar
tiroid. Kelenjar ini menghasilkan
parathormon (PTH)
yang berfungsi untuk meningkatkan
pengeluaran fosfor oleh ginjal dan mengatur kadar kalsium dalam darah dengan
bantuan kalsitonin. Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian sel–sel tulang
osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada osteoklas untuk merombak matriks bermineral
pada
tulang sejati dan melepaskan kalsium ke dalam darah. Pelepasan hormon ini dirangsang oleh
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipofisis. Kalsitonin mempunyai
fungsi menurunkan kalsium darah yang berlawanan dengan
PTH.
6.
Kelenjar
Timus
Terletak di
sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas. Kelenjar ini merupakan
kelenjar penimbunan hormon somatotrof
yang membesar sewaktu pubertas dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi. Fungsi dari kelenjar timus adalah:
- Mengaktifkan pertumbuhan badan
- Mengurangi aktivitas kelenjar kelamin
- Menghasilkan timosin untuk merangsang limfosit yang berpengaruh dalam mekanisme sistem pertahanan tubuh
7.
Kelenjar
Adrenalin (Anak ginjal)
Kelenjar adrenal
berupa struktur kecil yang terletak di atas ginjal, sehingga disebut juga
kelenjar anak ginjal (suprarenalis). Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian yaitu bagian
luar
(korteks) dan bagian tengah (medula).
a.
Adrenalin korteks, yaitu bagian yang
sebelah luar, terdiri dari:
- Lapisan glomerulus, membentuk hormon mineralokortikoid/aldesteron yang berfungsi untuk meningkatkan reabsorpsi garam natrium, kalium, klorin diginjal serta menjaga keseimbangan hormon kelamin
- Lapisan fasciculate, membentuk hormon glukokortikoid berfungsi mempengaruhi perubahan glikogen menjadi glukosa dan menurunkan jumlah eosinofil dan limfosit
- Lapisan reticularis, membentuk hormon gonadokartikoid atau hormon sex yaitu androgen pada pria dan estrogen pada wanita. Dibandingkan dengan kelenjar gonad, hormon yang dibentuk disini jumlahnya lebih kecil.
(epinefrin) yang berfungsi untuk:
·
Mengubah
glikogen menjadi glukosa
·
Menaikkan
gula darah
·
Kecepatan
pernapasan
·
Mempercepat
kerja jantung
·
Mempersempit
pembuluh darah
Kelenjar adrenal, khususnya hormon yang dihasilkannya (efinefrin dan norefinefrin) mempunyai hubungan kerja dengan sistem emosi manusia. Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal hormonal. Medulla adrenal memperantarai respons jangka pendek terhadap stress dengan cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu efinefrin dan norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama dengan cara mensekresikan hormon steroid
8.
Kelenjar
Pankreas
Kelenjar
pulau-pulau langerhans merupakan sekelompok sel yang terletak di dalam kelenjar
pankreas. Hormon yang dihasilkan adalah insulin dan glukagon. Hormon insulin
dibentuk oleh sel-sel langerhans β sedangkan hormone glucagon dibentuk oleh
sel-sel langerhans α. Hormon insulin dan glukagon bekerja sama untuk mengatur
kadar glukosa dalam darah. Bila kadar glukosa dalam darah tinggi, insulin
disekresikan sehingga glukosa diubah menjadi glikogen. Sebaliknya, jika kadar glukosa
dalam darah menurun, glukagon disekresikan yang akan mengubah glikogen menjadi
glukosa. Sebagai contoh,
insulin akan
meningkat setelah
kita makan Setelah makan, maka kadar glukosa dalam darah akan naik karena tubuh mendapatkan glukosa dari pemecahan makanan tersebut. Tubuh mengambil kelebihan glukosa dengan cara mensekresikan insulin untuk menyeimbangkannya pada kadar normal. Sebaliknya glukagon bekerja secara berlawanan terhadap insulin. Pada saat kita berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan glukosa sehingga tubuh mensekresikan glukagon untuk menyeimbangkan kekurangan glukosa tersebut. Jika seseorang tidak dapat memproduksi insulin, maka glukosa dalam darah terus bertambah karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi glikogen, akibatnya urine yang dikeluarkannya mengandung glukosa. Hal ini menyebabkan terjadinya penyakit diabetes melitus (kencing manis). Tanda-tanda diabetes melitus yaitu sering mengeluarkan urin dalam jumlah banyak, sering merasa haus dan lapar, serta badan terasa lemas.
9.
Kelenjar
Gonad (Kelamin)
Kelenjar kelamin terdiri atas testis sebagai kelenjar kelamin
jantan (pria) dan ovarium sebagai kelenjar kelamin betina (wanita).
a.
Testis
Sel-sel
interstitial yang disebut sel leydig dalam lobula testis membentuk hormon
androgen. Androgen terdiri dari androsteron dan testosterone. Sekresi hormon
tersebut distimulasi oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian anterior. Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone FSH
dan
LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF
(Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus.
Hormon testosteron berfungsi untuk:
· Mempengaruhi pematangan sperma atau disebut dengan spermatogenesis
· Mempengaruhi pembentukan tanda – tanda kelamin sekunder pria, misalnya
pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
b.
Ovarium
Ovarium merupakan kelenjar kelamin wanita yang
berfungsi untuk menghasilkan sel telur,
hormon estrogen dan
hormone progesterone.
- Estrogen. Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi mempengaruhi pertumbuhan cirri-ciri kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, kulit menjadi halus.
- Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi, menghambat produksi FSH oleh hipofisis, bersama dengan laktogen memperlancar produksi air susu pada ibu yang sudah habis melahirkan
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan
FSH.
2. LH-RH (luteinizing
hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis mengeluarkan prolaktin.
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).
Pada umumnya hanya 1 folikel
yang terangsang
namun dalam perkembangannya dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang
menjadi folikel de graaf yang
membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi
FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang
kedua yaitu LH. Produksi hormon LH
maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH
dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap
hipotalamus.Produksi hormon gonadotropin (FSH
dan
LH) yang baik akan menyebabkan
pematangan dari folikel de graaf yang mengandung
estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah
pengaruh LH,
folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi
korpus luteum, di bawah
pengaruh hormone
LH
dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon
gonadotropik).
Korpus luteum menghasilkan
progesteron yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi
dan
mengakibatkan
penurunan kadar estrogen dan
progesteron.
Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi.
Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi,
maka
korpus luteum tersebut dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
- Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
- Masa proliferasi berlangsung dari berhentinya darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
- Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
D.
Gangguan/Kelainan Pada Sistem Hormon
Kelenjar endokrin
mengeluarkan berbagai hormon yang mengatur berbagai fungsi, oleh karena
gangguan kelenjar ini dapat menyebabkan kelainan pada sejumlah organ.
Tabel 4.
Kelainan Akibat Hormon
No
|
Nama kelainan
|
Penyebab
|
Akibat
|
1
|
Diabetes melitus
|
Kekurangan hormon insulin
|
urine banyak mengandung glukosa
|
2
|
Gigantisme
|
Kelebihan hormon
somatrotropin/tiroksin
|
tumbuh besar seperti raksasa
|
3
|
Kretinisme
|
Kekurangan hormone somatrotropin/tiroksin
|
tumbuh kerdil
|
4
|
Kejang otot
|
Kekurangan parathormon
|
Kalsium darah turun, terjadi kontraksi otot
berlebihan
|
5
|
Tulang rapuh
|
Kelebihan parathormon
|
Kalsium darah
meningkat, tulang mudah retak dan patah
|
6
|
Addison
|
Kekurangan glukokortikoid
karena kelenjar andrenal terifeksi/autonium
|
Berkurangnya
volume & tekanan darah, hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh
terhadap stress, lesu mental/ fisik.
|
7
|
Sindrom Cushing
|
Kelebihan glukokortikoid
|
Otot mengecil
dan lemah, osteoporosis, luka sulit sembuh, gangguan mental
|
8
|
Sindrom Adrenogenital
|
Kekurangan glukokortikoid karena kekurangan enzim
pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal
|
tanda kelainan
sekunder pria pada wanita/virilisme,
pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, pria dewasa timbul kelamin
sekunder wanita
|
9
|
Peokromositoma
|
Tumor adrenal medulla
|
Basa
metabolisme meningkat, glukosa darah meningkat, jantung berdebar, tekanan
darah meninggi, berkurangnya fungsi saluran pencernaan dan keringat pada
telapak tangan
|
10
|
Hipotiroidea
|
kekurangan hormone tiroid
|
kretinisme
|
11
|
Hipertiroidea
|
kelebihan hormone tiroid
|
berat badan
menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan BMR
maningkat melebihi 20 sampai 100
|
1 komentar:
If you're trying hard to lose weight then you need to jump on this totally brand new custom keto meal plan.
To create this keto diet, licenced nutritionists, personal trainers, and top chefs have joined together to provide keto meal plans that are powerful, painless, money-efficient, and fun.
Since their first launch in early 2019, 100's of clients have already transformed their figure and health with the benefits a great keto meal plan can offer.
Speaking of benefits; in this link, you'll discover eight scientifically-certified ones provided by the keto meal plan.
Posting Komentar