Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
IPA atau sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan
yang tersusun secara sistematis dan dalam penggunaannya secara umum terbatas
pada gejala-gejala alam. Dalam hal ini, termasuk di dalamnya
adalah semua gejala alam kebendaan maupun kejadian yang berkait dengan rekayasa
manusia, maupun yang terjadi di bumi dan antariksa.
Untuk mempelajari tentang konsep-konsep IPA, tidak
hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga diperlukan adanya
metode ilmiah yang terwujud melalui suatu rangkaian kerja ilmiah sehingga bisa
membentuk nilai dan sikap ilmiah. Pada hakikatnya IPA
memiliki empat unsur utama yaitu:
- produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum
- proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah, metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan
- aplikasi: penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
- sikap: rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, sains bersifat open ended
Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan
pembelajaran yang bersifat menyeluruh atau holistik. Pendekatan ini menempatkan
siswa dalam posisi sentral sebagai siswa yang aktif, terutama dalam
keterampilan berpikir. Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu
sistem yang memungkinkan siswa baik secara individual ataupun kelompok, aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik,
bermakna, dan otentik (Widodo, 2010).
Menurut Fogarty (dalam
Trianto, 2007) terdapat sepuluh ragam model pembelajaran terpadu yaitu: (1)
Model Terpisah (Fragmented), (2)
Model Keterhubungan (Connected), (3)
Model Urutan/Rangakaian (Sequenced),
(4) Model Bagian (Shared), (5) Model
Jaring Laba-laba (Webbed), (6) Model
Galaur/benang (Threaded), (7) Model
Keterpaduan (Integrated), (8) Model
Celupan/Terbenam (Immersed), (9)
Model Berbentuk Sarang (Nested), (10)
Model Jaringan (Networked)
Dari sepuluh model
pembelajaran terpadu di atas, dipilih tiga model yang dipandang layak dan
sesuai untuk dapat dikembangkan dan mudah dilaksanakan dalam pembelajaran IPA
terpadu. Ketiga model pembelajaran terpadu yang dimaksud dijelaskan dalam tabel dibawah ini.
Tabel Model Pembelajaran IPA Terpadu
IPA Sebagai Pembelajaran Terpadu
IPA sebagai
pembelajaran terpadu mecoba memadukan beberapa pokok bahasan atau bidang
kajian. Secara umum bidang kajian IPA terpadu meliputi bidang kajian
energi dan perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan,
dan materi dan sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu siswa
untuk memahami fenomena alam.
Melalui pembelajaran IPA terpadu, siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima dan
menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan demikian, siswa terlatih
untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh,
bermakna, dan aktif.
Pembelajaran
IPA terpadu yang diterapkan memiliki beberapa kekuatan dan kelemahan. Menurut
Balitbang (2007b), kekuatan IPA terpadu sebagai berikut.
- Penggabungan berbagai mata pelajaran dapat menghemat waktu, karena ketiga disiplin ilmu (fisika, kimia, dan biologi) dapat diajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
- Siswa dapat melihat hubungan yang bermakna antar konsep fisika, kimia, dan biologi.
- Meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa, karena siswa dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran.
- Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan atau aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.
- Motivasi belajar siswa dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
- Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal siswa dengan pengalaman belajar yang terkait.
- Terjadi peningkatan kerjasama antar guru sub mata pelajaran terkait, guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa/guru dengan narasumber, sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata dan lebih bermakna.
Sedangkan kelemahan pembelajaran IPA terpadu sebagai
berikut.
- Aspek Guru. Guru berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi.
- Aspek siswa. Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar siswa yang baik dalam kemampuan akademik atau kreativitasnya.
- Aspek sarana dan sumber pembelajaran. Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi.
- Aspek kurikulum. Kurikulum harus berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman siswa (bukan pada pencapaian target penyampaian materi).
- Aspek penilaian. Penilaian pembelajaran terpadu secara menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar siswa dari beberapa mata pelajaran terkait yang dipadukan
0 komentar:
Posting Komentar