A.
PENGGOLONGAN SEL ELEKTROKIMIA
Elektrokimia merupakan bagian dari
ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara perubahan zat dan arus listrik yang
berlangsung dalam sel elektrokimia. Sedangkan sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun
untuk mengubah energi kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya. Sel elektrokimia terbagi menjadi dua:
1. Sel elektrolisis, yaitu sel yang mengubah energi
listrik menjadi energi kimia. Arus listrik digunakan untuk
melangsungkan reaksi redoks tak spontan.
2. Sel Volta/Galvani, yaitu sel yang mengubah energi kimia
menjadi energi listrik. Reaksi redoks spontan digunakan untuk menghasilkan
listrik.
Sel elektrokimia
merupakan suatu sistem yang terdiri atas dua elektroda, dan larutan/leburan
elektrolit sebagai penghantar elektron. Pada sel volta maupun sel elektrolisis,
reaksi redoks berlangsung dalam suatu elektroda.
Elektroda
dibedakan menjadi 2, yaitu anoda dan katoda
•) Katoda
adalah elektroda tempat
berlangsungnya reaksi reduksi (Ka-red)
•) Anoda
adalah elektroda tempat
berlangsungnya reaksi oksidasi (Anoks)
Adapun perbedaan sel
volta dan elektrolisis dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 2. Perbedaan sel volta dan
elektrolisis
Sel Volta
|
Elektrolisis
|
Menghasilkan
listrik dari reaksi redoks
|
Menghasilkan
reaksi redoks dari listrik
|
Mengubah
energy kimia menjadi listrik
|
Mengubah
energy listrik menjadi limia
|
Rangkaian
dalamnya disebut jembatan garam
|
Rangkaiannya
dalamnya disebut membrane
|
Anoda
= kutub (-)
Katoda
= kutub (+)
|
Anoda
= kutub (+)
Katoda
= kutub (-)
|
Berlangsung
spotan
|
Berlangsung
tidak spontan
|
1.
SEL VOLTA
Energi yang dibebaskan dalam reaksi
redoks spontan dapat digunakan untuk melakukan
kerja listrik. Tugas ini dicapai dengan sell volta atau galvani, suatu alat
dimana perpindahan elektron terjadi melalui lintasan luar. Misalnya bila dua buah elektroda yang berbeda jenisnya
(misal elektroda Zn dan elektroda Cu) dihubungkan
dengan kawat yang
dilengkapi voltmeter, juga
dihubungkan dengan jembatan garam, maka
logam Zn akan teroksidasi
menjadi Zn2+
Elektron yang
dihasilkan oleh Zn mengalir melalui voltmeter menuju ke arah elektroda Cu.
Selanjutnya elektron tersebut ditangkap oleh ion Cu2+ dalam larutan
Cu(NO3)2.
Cu yang
dihasilkan mengendap pada batang logam Cu, sehingga batang logam Cu makin tebal
(massanya bertambah).
Gambar 2. Sel
volta yang menggunakan jembatan garam
Logam
Zn megalami oksdasi, maka elektroda ini disebut anoda, dan menjadi kutub
negatif (karena menghasilan elektron). Ion Cu2+ mengalami reduksi menjadi Cu dan menempel
pada katoda sebagai kutub positif
Perpindahan elektron dari anoda ke katoda
menyebabkan larutan di anoda kelebihan muatan positif karena bertambahnya ion
Zn2+. Larutan di katoda kelebihan muatan negatif karena berkurangnya
ion Cu2+. Untuk menetralisis
muatan listrik, dipasang jembatan garam. Jembatan garam: terdiri dari tabung bentuk U yang
mengandung larutan elektrolit seperti NaNO3 (aq), biasanya dicampurkan dalam gel agar-agar,
fungsinya tempat migrasi ion-ion untuk mempertahan kenetralan listrik. Adanya jembatan garam
menyebabkan terjadinya aliran elektron.
a.
Diagram Sel Volta
Diagram sel volta adalah notasi
singkat yang menggambarkan terjadinya reaksi pada sel Volta. Pada notasi sel,
bagian kanan menyatakan katoda, dan bagian kiri menyatakan anoda. Pemisahan
oleh jembatan garam dinyatakan dengan || sedangkan reaksi yang terjadi pada
elektroda dinyatakan dengan |. Pada diagram sel volta, koefisien reaksi sel
tidak berpengaruh.
Contoh : untuk reaksi
sel Cu2+ + Zn → Cu + Zn2+
notasi selnya: Zn | Zn2+
|| Cu2+ | Cu
b.
Deret Volta
Deret Volta adalah deret elektrokimia/ kereaktifan logam yang menunjukkan
nilai potensial elektroda standar logam (Eo).
Sifat deret Volta :
1.
Makin ke kiri, logam makin mudah teroksidasi (nilai Eo
lebih negatif).
Semakin ke kiri kedudukan
suatu logam dalam deret tersebut, maka logam semakin reaktif (semakin mudah
melepas elektron).
2. Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu logam dalam
deret tersebut, maka logam semakin kurang reaktif (semakin sulit melepas
elektron). Makin ke kanan, logam makin mudah tereduksi (nilai Eo lebih
positif.
3. Pada
deret volta tsb ada lima buah unsur logam yang dikatakan sebagai unsur logam
mulia (Inert metal), yaitu Cu, Hg, Ag, Pt dan Au. Logam seperti ini sulit
sekali mengalami perkaratan sehingga dimanfaatkan sebagai perhiasan yang
harganya mahal.
4. logam-logam
yang terletak di sebelah kiri H memiliki potensial elektroda standar negatif.
Sedangkan yang terletak di sebelah kana H memiliki potensial elektroda standar
positif.
5. Jika
Deret Volta kita anggap sebagai deretan orang yang sedang antri sesuatu, maka
ternyata unsur-unsur yang ada di belakang dapat “meng-usili” unsur di depannya.
Selanjutnya menggantikan posisi unsur di depannya (merebut pasangan ion dari
unsur di depannya). Sementara unsur yang
ada di depan tidak bisa mengganggu unsur di belakangnya atau dengan kata lain
tidak mampu merebut pasangan ion dari unsur di belakangnya (tidak bereaksi).
c. Potensial
Elektroda
Besarnya energi
listrik yang dihasilkan pada sel volta, dapat kita lihat pada angka yang
ditunjukkan oleh jarum voltmeter. Timbulnya
energi listrik disebabkan karena kedua elektrolit mempunyai harga “Potensial
Elektroda” yang berbeda.
Pada sel volta dengan elektroda Zn dan elektroda Cu, ion
Cu2+ menangkap elektron sehingga berubah menjadi logamnya.
Cu2+ + 2e → Cu
Penangkapan elektron oleh ion Cu2+
ini disertai dengan timbulnya
sejumlah energi yang disebut
potensial reduksi atau potensial
elektroda (diberi lambang E). Jadi potensial
elektroda adalah potensial listrik yang ditimbulkan bila suatu ion logam
menangkap elektron (mengalami reduksi)
Besarnya harga E tidak dapat diukur secara terpisah (hanya reaksi reduksi
saja), melainkan harus selalu
berpasangan dengan reaksi oksidasi.
Menurut perjanjian elektroda yang digunakan sebagai standar (untuk
mengukur Eo) adalah elektroda hidrogen. Elektroda standar ini sebagai elektrolitnya
digunakan larutan yang mengandung konsentrasi ion H+ 1M,
yang pengukurannya
dilakukan suhu 25 oC, tekanan 1 atmosfer. Ditetapkan pula besarnya E untuk elektroda standar
ini = 0 (nol).
Dalam
pengukuran harga E dilakukan dengan
cara membandingkan dengan elektroda
standar, maka untuk selanjutnya E ini
disebut sebagai Eo (potensial elektroda standar). Makin besar harga Eo
suatu zat, makin mudah zat tersebut mengalami reaksi reduksi.
d.
Potensial Sel
Standar (Eo sel)
Potensial sel standar (Eo sel) adalah beda potensial listrik yang
dihasilkan dari dua buah elektroda (anoda dan katoda) pada sel Volta, diukur
dalam keadaan standar. Potensial sel standar dapat dihitung:
Contoh:
Tentukan
nilai potensial sel Zn | Zn2+ || Ag+ |
Ag jika diketahui Eo Zn = -0,76 V, dan
Eo Ag = +0,80 V
Jawab :
Zn
mengalami oksidasi, sehingga nilai Eo harus diubah tandanya.
Nilai
potensial sel menunjukkan :
1)
Tegangan yang dihasilkan sel.
2) Jika
nilai Eosel > 0, maka reaksi sel spontan (berlangsung).
3) Jika nilai Eosel ≤ 0, maka reaksi sel
tidak spontan (tidak berlangsung).
e. Sel
Volta dalam kehidupan
Sel
volta banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari antara lain baterai dan
aki. Ada baterai yang dapat diisi ulang dan ada yang tidak. Sel volta yang
tidak dapat diisi ulang disebut sel primer, sedangkan yang dapat diisi ulang
disebut sel sekunder.
1) Sel Primer
a) Baterai kering (Sel
Leclanche)
Baterai kering sering disebut sel
Leclanche karena ditemukan oleh Leclanche pada tahun 1866. Sel ini
menggunakan batang karbon sebagai katoda dan pelat seng sebagai anoda.
Elektrolitnya digunakan pasta, yang merupakan campuran batu kawi (MnO2),
amonium klorida (NH4Cl), karbon (C), dan sedikit air.
b) Baterai Alkali
Akhir-akhir ini baterai alkali banyak digunakan
orang. Karena baterai alkali mempunyai kekuatan arus listrik yang lebih besar
bila dibanding baterai biasa (sel Leclanche). Elektroda batu baterai alkali
sama seperti pada batu baterai biasa, tetapi elektrolit yang digunakan adalah
larutan KOH.
Baterai ini juga menghasilkan potensial 1,5 volt dan
dapat bertahan
secara
konstan selama pemakaian. Biasanya baterai ini digunakan untuk mainan dan tape
recorder.
c) Baterai perak
oksida
Baterai perak oksida terdiri dari anoda Zn dan
katoda Ag2O dengan elektrolit KOH. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut.
Beda potesial dari bateri ini adalah 1,5 volt dan selama pemakaian dapat bertahan secara konstan. Baterai ini digunakan untuk mainan, jam tangan, kalkulator, dan lain-lain
2)
Sel Sekunder
a) Aki (Accumulator)
Aki adalah jenis baterai yang banyak digunakan
untuk kendaraan bermotor. Aki menjadi pilihan yang praktis karena dapat
menghasilkan listrik yang cukup besar dan dapat diisi kembali. Sel aki
terdiri atas anode Pb (timbel = timah hitam) dan katode PbO2 (timbel (IV)
oksida). Keduanya merupakan zat padat, yang dicelupkan dalam larutan asam
sulfat. Kedua elektrode tersebut, juga hasil reaksinya, tidak larut dalam
larutan asam sulfat sehingga tidak diperlukan jembatan garam. Aki tidak memerlukan
jembatan garam karena hasil reaksinya tidak larut dalam larutan elektrolit (asam sulfat). Kedua elektroda disekat dengan
bahan fiberglass, agar tidak saling bersentuhan.
Gambar 4. Aki
|
Tiap sel aki mempunyai beda potensial 2 volt. Aki 12
volt terdiri atas 6 sel yang dihubungkan seri. Aki dapat diisi kembali karena
hasil-hasil reaksi pengosongan aki tetap melekat pada kedua elektrode.
Pengisian aki dilakukan dengan membalik arah aliran elektron pada kedua
elektrode. Pada pengosongan aki, anode (Pb) mengirim elektron pada katode.
Sebaliknya pada pengisian aki, elektrode Pb dihubungkan dengan kutub negatif
sumber arus sehingga PbSO4 yang terdapat pada elektrode Pb itu
direduksi. Sementara itu, PbSO4 yang terdapat pada elektrode
PbO2 mengalami oksidasi membentuk PbO2
Reaksi pengosongan aki:
Reaksi pengisian aki:
b) Baterai Ni-Cd
Sel terdiri dari anoda Cd dan katoda NiO2
dengan elektrolit KOH. Reaksi yang terjadi adalah:
Beda potensial sel ini adalah 1,4 V dan selama pemakaian dapat bertahan secara konstan. Selama reaksi tidak terjadi perubahan konsentrasi ion karena pereaksi dan zat hasil berupa zat padat. Penggunaan baterai Ni–Cd untuk kalkulator, kamera digital, laptop, dan lain-lain.
2.
SEL ELEKTROLISIS
Elektrolisis
merupakan elektrokimia yang menggunakan energi listrik agar dapat terjadi reaksi
kimia. Pada elektrolisis, katoda bermuatan negatif, sedangkan anoda bermuatan
positif.
Elektrolisis
terdiri atas zat yang dapat mengalami ionisasi (larutan atau lelehan),
elektorde, dan sumber listrik (baterai). Mula-mula aliran listrik dialirkan
dari kutub positif baterai ke katoda yang bermuatan negatif. Larutan atau
lelehan akan terionisasi menjadi kation dan anion. Selanjutnya, kation di
katoda akan mengalami reduksi. Di anode, anion akan mengalami oksidasi.
Gambar 5. Elektrplisis
a.
Cara
Menuliskan Reaksi Kimia dalam Elektrolisis
Berdasarkan jenis elektrolitnya,
reaksi pada elektrolisis dapat di kelompokan menjadi dua, yaitu elektrolisis
dengan elektrolit larutan dan elektrolisis dengan elektrolit lelehan.
1)
Elektrolisis
Dengan Elektrolit Larutan
Larutan elektrolit
diperoleh dengan cara melarutkan padatan elektrolit di dalam air. Zat yang
dapat mengalami reaksi redoks bukan hanya kation dan anionnya, tetapi juga
pelarutnya (H2O). dengan demikian, terjadi kompetisi antaraion-ion
dan molekul H2O. Pemenang kompetisi bergantung pada harga potensial
standar sel (E°), jenis elektrode, dan jenis anion. Semakin besar nilai E°,
semakin mudah reaksi induksi terjadi. Untuk memudahkan penulisan reaksi kimia
pada elektrolisis dengan elektrolit larutan, gunakan diagram alir berikut.
2)
Elektrolisis
Dengan Elektrolit Lelehan
Lelehan elektrolit diperoleh dengan
cara memanaskan padatan elektrolit tanpa melibatkan air. Kation di katode akan
direduksi, sedangkan anion di anode akan dioksidasi. Electrode yang digunakan merupakan
electrode inert (tidak akan bereaksi) seoerti platina atau grafit.
Contoh :
1.
elektrolisis
larutan AgNO3 dengan elektroda Pt
AgNO3 →
Ag+ + NO3-
x4
Katoda : Ag+ + e- → Ag
x4
Anoda : 2H2O → 4H+ + O2 + 4e-
x1
4AgNO3 → 4Ag+ + 4NO3-
4AgNO3 → 4Ag+ + 4NO3-
Katoda : 4Ag+ + 4e-
→ 4Ag
Anoda : 2H2O →
4H+ + O2 + 4e- +
Reaksi : 4AgNO3 + 2H2O → 4Ag + 4H+ + 4NO3- + O2
Reaksi : 4AgNO3 + 2H2O → 4Ag + 4H+ + 4NO3- + O2
4AgNO3 + 2H2O → 4Ag + 4HNO3 + O2
2.
elektrolisi
leburan NaCl dengan elektroda Cu ( ingat Cu tidak inert)
NaCl → Na+ + Cl- x2
Katoda : Na+ + e- → Na x2
Anoda : Cu → Cu2+
+ 2e- x1
2NaCl
→ 2Na+ + 2Cl-
Katoda : 2Na+ + 2e- → 2Na
Anoda : Cu
→ Cu2+ + 2e- +
Reaksi : 2NaCl + Cu → 2Na + Cu2+ + 2Cl-
2NaCl + Cu → 2Na + CuCl2
b.
Penggunaan Elektrolisis
Sangat
banyak manfaat yang dapat diperoleh dari reaksi elektrolisis, baik dalam bidang
industri maupun dalam kehidupan sehari-hari. Namun, yang akan dibahas pada
halaman web ini hanya beberapa saja, di antaranya adalah dalam produksi zat,
pemurnian Logam, dan penyepuhan.
a)
Produksi zat
Banyak
zat kimia yang diproduksi melalui elektrolisis seperti logam-logam alkali,
magnesium, aluminium, fluorin, klorin, natrium, dan lainnya. Contoh: produksi
klorin dan NaOH dalam industri. Secara industri klorin dan NaOH dapat dibuat
melalui elektrolisis larutan natrium klorida.Proses ini disebut proses
klor-alkali. Elektrolisis larutan NaCl ini dapat menghasilkan NaOH dan Cl2. Reaksinya:
NaCl
→ Na+ + Cl-
Katoda
: 2H2O + 2e- → H2 + 2OH-
Anoda : 2Cl-
→ Cl2 + 2e-
Reaksi
: 2H2O + 2Cl- → H2 + 2OH- + Cl2
2H2O + 2 NaCl →
2NaOH + H2 + Cl2
Pada proses elektrolisis keadaan
harus dijaga agar Cl2yang
terbebtuk tidak bereaksi dengan NaOH. Oleh karena itu ruang anoda dan katoda
dipisahkan dengan berbagai cara, yaitu dengan sel diafragma atau sel merkuri.
b)
Pemurnian Logam
Salah satu contoh pemurnian logam
yang akan dibahas kali ini adalah pemurnian logam tembaga. Tembaga di murnikan
secara elektrolisis. Tembaga kotor dijadikan anoda, sedangkan pada katoda
digunakan tembaga murni. Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan CuSO4. Selama elektrolisis, tembaga
dari anoda terus menerus dilarutkan kemudian diendapkan pada katode. Reaksinya:
CuSO4 → Cu2+ + SO42-
Katoda : Cu2+ + 2e- →
Cu
Anoda : Cu → Cu2+ + 2e-
Cu → Cu
c) Penyepuhan
Penyepuhan digunakan untuk melindungi
logam terhadap korosi, atau untuk memperbaiki penampilan. Misalnya gelang
tembaga dilapisi dengan emas, untuk mencegah korosi, besi dilapisi dengan seng
atau timah, dan sebagainya.Pada penyepuhan, logam yang akan disepuh dijadikan katoda,
sedangkan logam penyepuh sebagai katoda. Kedua elektroda harus dicelup kedalam
larutan garam dari logam penyepuh.
Gambar 6. Penyepuhan
|
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Korosi
dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi
secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi
yang paling lazim adalah perkaratan besi. Ada definisi lain yang mengatakan
bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari
bijih mineralnya. Contohnya,
bijih mineral logam besi
di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan
besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi
dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi
oksida).
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Proses berkarat dapat dipercepat dengan adanya
asam. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat
besi adalah Fe2O3.nH2O suatu zat padat yang
berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi
besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Kehadiran besi
di alam sebenarnya telah tercantum dalam al-Quran pada surat Al-Hadid ayat 25
sebagai berikut:
لَقَدْ
أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ
وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ
بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ
وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ (٢٥)
Artinya:
“Sungguh, Kami
telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan Kami turunkan
bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan
Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi
manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan
rasul-rasul-Nya walaupun Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat
lagi Mahaperkasa”
Besi dapat dilindungi dari proses korosi dengan
cara:
1.
Melapisi logam
besi dengan Ni atau Cr
2.
Melapisi besi
dengan minyak atau oli
3.
Pengecatan
4.
Menggalvanisir
yaitu melapisi besi dengan Zn
Menggalvanisir yaitu cara mencegah korosi dengan cara melindungi permukaan logam dengan dilapisi logam yang sukar teroksidasi. Logam yang digunakan adalah logam yang terletak di sebelah kanan besi dalam deret volta (potensial reduksi lebih negatif dari besi) misalnya Zn. Lapisan Zn bertindak sebagai anoda, sedang Fe sebagai katoda. Di sini akan terjadi aliran elektron dari Zn ke Fe, sehingga yang mengalami korosi adalah logam Zn sedangkan Fe tidak terkorosi. Akibatnya lapisan Zn akan habis dalam waktu tertentu. Selain dengan Zn, besi dapat juga dilapisi dengan Sn (timah). Pelapisan besi dengan timah banyak digunakan dalam pembuatan kaleng makanan.
Menggalvanisir yaitu cara mencegah korosi dengan cara melindungi permukaan logam dengan dilapisi logam yang sukar teroksidasi. Logam yang digunakan adalah logam yang terletak di sebelah kanan besi dalam deret volta (potensial reduksi lebih negatif dari besi) misalnya Zn. Lapisan Zn bertindak sebagai anoda, sedang Fe sebagai katoda. Di sini akan terjadi aliran elektron dari Zn ke Fe, sehingga yang mengalami korosi adalah logam Zn sedangkan Fe tidak terkorosi. Akibatnya lapisan Zn akan habis dalam waktu tertentu. Selain dengan Zn, besi dapat juga dilapisi dengan Sn (timah). Pelapisan besi dengan timah banyak digunakan dalam pembuatan kaleng makanan.
5.
Proteksi katodik
Pencegahan korosi pada pipa dalam tanah, dapat
dilakukan dengan cara menanam logam yang lebih reaktif (misalnya Mg), didekat
pipa, yang kemudian dihubungkan dengan kawat. Batang magnesium akan mengalami oksidasi,
dan pipanya terlindung dari korosi. Magnesium makin lama makin terkikis, dan
secara periodik harus diganti yang baru.
6 komentar:
Terimakasih atas informasinya, sangat bermanfaat.
makasih sangat bermanfaat
Makasih materinya
makasi banyak!!!!
Terimakasih kak sangat bermanfaat
TIPSTER TIPSTER TIPSTER - Titanium Art - Tioga Art
TIPSTER TIPSTER seiko titanium TIPSTER TIPSTER TIPSTER TIPSTER TIPSTER TIPSTER TIPSTER TIPSTER TIPSTER titanium bike TIPSTER TIPSTER apple watch series 6 titanium TIPSTER TIPSTER TIPSTER TIPSTER TIPSTER TIPSTER titanium septum jewelry TIPSTER TIPSTER TIPSTER TIPSTER TIPSTER TIPSTER TIPSTER TIPSTER titanium grey TIPSTER TIPSTER TIPSTER TIPSTER
Posting Komentar